Konsep Darah Dalam Kitab Imamat



BAB I
PENDAHULUAN
             Sebagian besar isinya menyangkut imam-imam bangsa Lewi, tetapi pengulangan kata-kata, "Berbicaralah kepada orang Israel..." menunjukkan bahwa kitab itu juga diperuntukkan bagi semua orang. Kitab itu harus dianggap sebagai bagian   dari Pentateukh, lima kitab pertama dari Alkitab. Keluaran menceritakan bagaimana Allah membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan membuat perjanjian dengan mereka. Imamat menerangkan bagaimana kehidupan dan penyembahan bangsa perjanjian itu diatur. Tak ada nama penulis disebut dalam Imamat. Sebagian besar bahan tulisan diberikan oleh Allah kepada Musa di Sinai, tetapi kita tidak dapat  mengatakan kapan atau oleh siapa semua bahan tulisan itu pada akhirnya  disatukan dan disusun.
            Imamat terutama terdiri dari hukum-hukum dan peraturan-peraturan, tetapi terdapat kerangka cerita dan ilustrasi yang menunjukkan bahwa semua peraturan ini cocok dengan sejarah yang sebenarnya. Secara umum kitab itu terbagi atas dua bagian, pasal-pasal mengenai Hari Penebusan Dosa terdapat di bagian tengah. Bagian pertama adalah mengenai pemulihan hubungan dengan Allah—peraturan mengenai korban dan penyucian. Bagian akhir adalah  tentang hidup sebagai umat Allah.
            Sebagian besar hukum dalam Imamat adalah mengenai upacara keagamaan, tetapi terdapat juga hukum mengenai kebersihan dan sikap moral yang serupa dengan Sepuluh Perintah. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara hukum-hukum yang berbeda-beda itu; semuanya mencerminkan maksud Allah terhadap bangsa Israel dan semuanya harus dipatuhi. Dalam Perjanjian Baru pengorbanan  Kristus membawa penyucian yang menyeluruh, oleh karena itu hukum-hukum mengenai korban dan upacara penyucian tidak lagi berlaku. Kendati demikian, semua hukum itu sangat berguna untuk menjelaskan apa arti kematian Kristus bagi kita.







BAB II
ISI
Konsep Darah Dalam Kitab Imamat
Pengertian darah
(yang mengalir). Darah ditentukan dan disediakan Allah dalam kitab suci, sebab itu mengandung kuasa untuk mengadakan korban penenbusan, dan menjadi laknat bagi orang itu yang menumpahkannya dengan tidak senonoh, #/TB Kej 9:4; Ima 7:26; 17:11-13. pembalasan terhadap seorang pembunuh ialah menuntut darahnya. #/TB Bil 35:27; Ula 24:16. seorang yang menumpahkan darah dengan tak disengaja boleh melrikan diri kesalah satu kota perlindungan yang telah tersedia. #/TB Bil 35:22-23; Ula 19:4-6
            Darah di dalam PL dianggap (seperti dalam semua agama purba) sebagai tempat adanya hidup  Kej 9:5; Im 17:11). Oleh karena hidup adalah milik Allah, maka penggunaan darah dilarang keras  1Sam 14:31-34; Kej 9:3-4; mengenai tata-hukumnya  Im 3:17; Ul 12:23.
            Dari sudut lain dikenal adanya berbagai ritus Darah di Israel Pada saat memerciki altar, Darah. dinyatakan sebagai milik Yahwe. Darah dipakai untuk mengadakan perdamaian  Ibr 9:22 dan mengukuhkan ikatan->perjanjian antara Yahwe dengan umatNya  Kel 24:3-8. Kedua pihak menjadi semacam kerabat sedarah (anggota keluarga).
            Adapun darah  yang dicurahkanitu berteriak kepada Tuhan untuk menuntut balas  Kej 4:10 Pembalasan oleh darah Habel.
Darah di dalam PB.  Ungkapan PL "Daging dan D" menunjukkan hakiki manusiawi dalam kelemahan dan kedosaannya  Mat 16:17;1Kor 15:50; Gal 1:16. Salah satu theologumenon PB yang paling utama adalah darah  Kristus yang telah dicurahkan. Seperti dulu PL dikukuhkandengan ~D binatang kurban, demikian  pula kini PB dikukuhkan dengan darah Kristus  Mark 14:24 dsj; 1Kor 11:25. Darah merupakan beaya yang dipakai Kristus untuk membebaskan orang dari dosa-dosa  Ef 1:7, beaya untuk mendamaikannya dengan Tuhan  Rom 3:25, menguduskannya Ibr 13:12 dan membenarkannya  Rom 5:9.  Persekutuan dalam darah Kristus  adalah suatu ungkapan tentang hubungan orang dengan Kristus yang akrab sekali (Perjamuan malam). Di situlah pandangan PL tentang persaudaraan oleh darah  antara Allah dengan manusia menemukan kenyataannya yang terakhir.
Yang dimaksud darah adalah :
1. Nyawa (kehidupan) binatang  Kej 9:4; Im 17:11,14
2. Cair  Ul 12:16; 2Raj 3:22; Yoel 2:31
4. Sama saja di dalam tubuh semua manusia  Kis 17:26
Manusia  dilarang dimakan makan oleh:
1 Manusia setelah air bah pada zaman Nuh Kej 9:4
2 Orang Israel yang tunduk kepada Taurat Allah  Im 3:17; 17:10,12
3 Orang Kristen pada zaman dahulu Kis 15:20,29
 Penumpahan darah manusia:
1 Dilarang oleh Tuhan  Kej 9:5
2 Dibenci Tuhan  Ams 6:16,17
3 Mencemarkan tanah  Mazm 106:38
4 Mencemarkan orang  Yes 59:3
5 Sering kali dilakukan oleh orang Yahudi  Yer 22:17; Yeh 22:4
6 Selalu dihukum  Kej 9:6
korban persembahan menurut Taurat, korban adalah (persembahan).
            Korban dipersembahkan kepada Allah berdasarkan kesadaran akan keadaan orang yang berdosa dan terhilang, dengan menaikkan permohonan untuk beroleh pengampunan dan penebusan atas dosanya.  Ima 17:4-9; Ula 12:5-18. keterangan tentang korban dilanjutkan dalam buku Ibrani. Korban-korban orang Ibrani terdiri dari: korban bakaran, dimana segenap persembahan itu dibakar diatas mezbah,  Ima 1:1-17; 7:8; korban dosa dan korban karena salah, yaitu korban yang khusus untuk kesalahan-kesalahan.  Ima 7:1-10. korban syukur atau korban sukarela dipersembahkan dengan kesukaan hati,  Ima 7:11-34. semua korban ini membayangkan korban dan persembahan yang sekali telah dilakukan oleh Kristus Yesus.  Persembahan kepada Allah untuk memuliakan Dia (korban sajian dan korban minuman), untuk memelihara persekutuan dengan Dia (korban bakaran, korban keselamatan dan korban pujian), untuk menebus dosa dan kesalahan (korban penghapus dosa, korban penebus salah). Pada waktu pentahbisan imam ada persembahan unjukan dan persembahan khusus. Demikianlah keadaan di Israel  Im 1:1-7:38. Yesus Kristus mengorbankan diri-Nya sekali untuk selamanya sebagai korban penebus dosa. Jemaat Kristen dianjurkan untuk berkorban atas dasar perbuatan Yesus itu  Rom 12:1, khususnya mempersembahkan korban pujian Ibr 13:15. Suatu persembahan kepada Allah. Pada persembahan semacam itu seluruh bagian binatang itu dibakar di atas mezbah. Pada persembahan-persembahan yang lain, hanya beberapa bagian tertentu saja yang dibakar. Suatu kurban yang dipersembahkan untuk memperbaiki atau memeliharahubungan baik dengan Allah. Hanya sebagian dari binatang itu dibakar diatas mezbah, selebihnya dimakan oleh orang-orang yang datang beribadah atau oleh para imam. Fungsi korban darah adalah
1 Untuk pendamaian (penebusan) Kel 30:10; Im 17:11
2 Untuk penyucian  Ibr 9:13,19-22
3 Bagaimana dicurahkan  Kel 29:12; Im 4:7
4 Tidak dipersembahkan dengan ragi  Kel 23:18; 34:25
5 Tidak dapat menghapuskan dosa  Ibr 10:4

2. Arti korban dan penebusan
Imamat menjelaskan mengenai sarana-sarana yang diberikan Allah untuk memerangi dosa dan menolong kita untuk mengerti ajaran Perjanjian Baru tentang korban dan ganti korban. Ima 16, mengenai Hari Raya Penghapusan dosa, menjelaskan pokok-pokok berikut:
 Allah itu kudus dan tidak kompromi terhadap dosa.
 Dosa memisahkan manusia dari Allah.
 Jika ingin bersekutu dengan Allah, dosa harus disingkirkan.
 Untuk itu darah harus tertumpah. Upah dosa adalah maut.
 Korban harian saja tidaklah cukup.
 Bahkan Hari Penghapusan dosa perlu diulang setiap tahun.
 Para imam, Kemah Suci dan manusia—semuanya perlu disucikan.
 Korban dapat menghapuskan akibat dosa.
 Persekutuan dengan Allah diperbarui, walaupun hanya sementara
 Hari Penghapusan dosa merupakan karunia Allah, suatu anugerah dan bukan hak mutlak.

1.                  Darah sebagai tanda pendamaian Imamat 1:1 "Tuhan memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam kemah pertemuan” . lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran itu ,sehingga baginya persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya. Kemudian haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan Tuhan dan anak-anak Harun,imam-imam itu harus mempersembahkan darah lembu itu dan menyiramkannya pada sekeliling mezbah yang di depan pintu kemah pertemuan. kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertent, tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya harus dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran,sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan

2. Korban penghapus dosa-->imamat 4:1-35 "Tuhan berfirman kepada Musa: Katakanlah kepada orang Israel , apabila seseorang dengan tidak sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal yang dilarang Tuhan dan ia memang melakukan salah satu daripadanya....haruslah ia mempersembahkan kepada Tuhan karena dasa yang telah diperbuatnya sesekor lembu jantan muda yang tidak bercela”  Arti korban dan penebusan
Imamat menjelaskan mengenai sarana-sarana yang diberikan Allah untuk memerangi dosa dan menolong kita untuk mengerti ajaran Perjanjian Baru tentang korban dan ganti korban.  Ima 16, mengenai Hari Raya Penghapusan dosa, menjelaskan pokok-pokok berikut:
o Allah itu kudus dan tidak kompromi terhadap dosa.
o Dosa memisahkan manusia dari Allah.
o Jika ingin bersekutu dengan Allah, dosa harus disingkirkan.
o Untuk itu darah harus tertumpah. Upah dosa adalah maut.
o Korban harian saja tidaklah cukup.
o Bahkan Hari Penghapusan dosa perlu diulang setiap tahun.
o Para imam, Kemah Suci dan manusia—semuanya perlu disucikan.
o Korban dapat menghapuskan akibat dosa.
o Persekutuan dengan Allah diperbarui, walaupun hanya sementara
o Hari Penghapusan dosa merupakan karunia Allah, suatu anugerah dan bukan hak mutlak.

3. Sebagai korban penghapus dosa...." Imamat 7:19-20 "Bila daging itu kena kepada sesuatu yang najis, janganlah dimakan,tetapi haruslah dibakar habis dengan api. Tiap-tiap orang yang tahir boleh memakan dari daging korban itu.Tetapi seseorang yang memakan daging korban keselamatan yang untuk Tuhan,sedang ia dalam keadaan najis, haruslah nyawa orang itu dilenyapkan dari antara bangsanya”. Imamat 7:25  "Karena setiap orang yang memakan lemak dari hewan yang dipergunakan untuk mempersembahkan korban api-apian bagi Tuhan,nyawa orang yang memakan lemak dari hewan yang dipergunakan untuk mempersembahkan korban api-apian bagi Tuhan,nyawa orang yang memakan itu, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya...." Kitab Imamat bagian dari Pentateukh (lima kitab pertama dalam perjanjian lama yang ditulis oleh Musa lebih kurang tahun 1445 SM)dengan sangat mendetail dijabarkan mengenai ritual kuno bangsa Israel yaitu tentang korban bakaran (lebih jelas sebenarnya dikalangan Kristiani sendiri telah ada sebuah buku mengenai kemah suci yang khusus membahas mengenai korban bakaran dan segala yang berhubungan dengan ini).

Ketika manusia berbuat kesalahan/dosa yang melanggar perintah Tuhan, maka sebagai cara untuk mendamaikan kembali hubungan antara manusia dengan Tuhan dipakailah suatu ritual upacara yang disebut dengan korban bakaran.
Hal-hal yang ingin kami telaah adalah apakah perilaku demikian adalah benar-benar merupakan perintahnya Tuhan ataukah karena kebodohan kebudayaan setempat yang mengira dengan berperilaku demikian maka dosanya terampunkan
dalam buku berjudul kemah suci oleh Pendeta Jusuf B.S ,buku setebal 520 halaman.
Buku ini mencoba melogikakan bagaimana manusia yang berdosa bisa menjadi suci setelah melakukan ritual korban bakaran. Secara ringkas demikianlah logikanya: Pada dasarnya dosa itu adalah keinginan daging (bukan keinginan roh). Suatu daging jasad yang dibiarkan maka bisa membusuk,baunya tidak sedap,amis. Jikalau daging ini dibakar apalagi terdapat lemaknya maka bau dari hasil dibakar ini adalah harum , membuat siapapun yang membauinya merasa berhasrat lapar dan berintikan harum.

Manusia yang melakukan dosa berarti menurut keinginan hawa nafsu kedagingannya, sehingga dengan simbolik ritual korban bakaran maka daging haruslah dibakr sehingga hancur menjadi abu , lalu keluarlah bau harum, analogisnya adalah dengan menghacurkan nafsu kedagingan kita menjadi abu maka sekarang kondisi kita adalah harum dimata Tuhan,karena kita sudah tidak lagi menuruti kedagingan (simbolik:kedagingan sudah dibakar hancur menjadi abu)sehingga pula dengan demikian sekarang kita melakukan hal-hal yang bukan merupakan nafsu kedagingan yang oleh karenanya sekarang hubungan kita dengan Tuhan telah diperbaiki. Logika ini nampaknya sekilas memang benar dan dalam sekali, namun kita melihat banyak sekali suatu pemaksaan logika yang tidak seharusnya,bahkan jika kita teliti seluruh isi kitab Imamat malahan sekarang logika ini mengalami distorsi yang sangat serius!. mengapa saya katakan demikian? lihatlah dalam ayat yang saya kutib diatas, dimana ada seseorang yang memakan korban bakaran yang seharusnya untuk dipersembahkan kepada Tuhan, maka orang tersebut haruslah dibunuh! apakah bukan distorsi? perlu ditelaah dengan lebih serius bahwa maksud ayat ini bukankah suatu perumpamaan melainkan suatu aturan yang harus diwujudkan

Makna darah
Korban persembahan adalah sesuatu yang Allah karuniakan kepada manusia, yakni pemberian dari Allah bagi kebutuhan manusia. Allah yang punya kemampuan untuk menyelamatkan manusia dan manusia yang membutuhkan keselamatan bagi dirinya. Jadi bukan pemberian manusia kepada Allah, sebab bagaimana mungkin, manusia yang berdosa dan tidak berdaya mampu mempersembahkan kepada Allah yang kudus dan berkuasa?
Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. (Imamat 17:11) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (Wahyu 5:9). Dari ayat-ayat di atas, dalam Imamat 17:11 dan juga di Wahyu 5:9, dapat ditemukan dua penjelasan mengenai makna darah dan kurban persembahan. Yaitu tentang konsep pendamaian, oleh karena ada penebusan, redemption dan konsep pengganti, substitution.

Pertama, maksud dari darah itu ialah untuk mengadakan pendamaian. Sebab setiap kata yang diterjemahkan menjadi pendamaian adalah dimaksudkan sebagai membayar harga, suatu harga untuk penebusan. Upah dosa ialah maut. Orang yang berdosa tidak dapat menghadap Allah yang Maha Kudus. Dosa membuat orang terpisah dari Allah, dan pisah dari Allah berarti kematian. Tetapi bila harga tersebut, hukuman dan kematian, dibayar lunas melalui kematian dengan darah tercurah, maka terjadilah pendamaian, recontiliation, hubungan Allah dan manusia dipulihkan kembali. Kepada siapakah pembayaran tersebut diberikan? Darah mengadakan pendamaian dengan menyediakan harga yang cukup untuk membayar lunas hutang dosa di hadapan Allah, suatu nilai penghukuman yang tersedia dan telah dilunasi oleh penghukuman oleh yang menanggungnya, yaitu Kristus yang menanggung hukuman manusia yang berdosa.

Kedua. Bahwa darah dapat menjadi perantara pendamaian dengan nyawa. Ulangan 19:21, menyatakan tentang “nyawa ganti nyawa”, artinya nyawa sebagai pembayaran atas nyawa. Darah berarti kematian, pemusnahan kehidupan atau nyawa. Dalam persembahan korban nyawa dimusnahkan, darah yang tertumpah merupakan tanda telah diambilnya nyawa bagi pembayaran dosa-dosa orang yang bersalah dan bagi nyawanya yang telah ternoda oleh dosa. Persembahan hewan sebagai kurban menyatakan prinsip tersebut di atas dengan penggenapan sepenuhnya dalam kematian Tuhan Yesus Kristus.


Darah Dalam Lintasan Sejarah Manusia

Darah perjanjian, melalui Kristus yang akan datang, dari generasi ke generasi telah membuktikan kuasa Allah yang sangat luar biasa. Darah adalah satu-satunya jalan pendamaian antara manusia dengan Allah. Berikut adalah beberapa catatan tentang kuasa darah dalam sejarah lintasan kehidupan manusia.

1. Adam dan Hawa (Kejadian 3:15-21)

Ketika Allah menggantikan daun pohon ara yang dipakai manusia untuk menutupi ketelanjangannya dengan kulit binatang. Ketika itulah Allah memberikan pengajaran kepada manusia, bahwa ketelanjangan lambang dari dosa-dosa tidak dapat diselesaikan dengan cara dan kekuatan manusia. Usaha manusia seperti kain kotor dan tidak mungkin menutupi kekotoran dosa. Hanya persembahan korban, Kristus yang dikorbankan, dosa dapat dihapuskan, hubungan manusia dengan Allah dipulihkan.

2. Kain dan Habel (Kejadian 4:1-16)

Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah, sedangkan Habil mempesembahkan korban persembahan anak sulung kambing dombanya. Tuhan Allah menolak persembahan Kain dan menerima korban persembahan Habil. Allah menolak korban persembahan Kain oleh karena Kain mencoba mengantikan persembahan korban tanpa tertumpahnya darah. Allah menolak persembahan hasil bumi Kain, upaya-upaya dan kekuatan manusia, dan menerima persembahan korban Habel, karena ia mempersembahkan dengan korban, tertumpahnya darah, tepat seperti yang Allah ajarkan kepada Adam.

3. Henokh (Kejadian 5:21-24)
 
Henokh diangkat hidup-hidup oleh Allah, kembali kepada Tuhan Allah tanpa melalui proses kematian fisik. Dan yang membuat Henokh diangkat Allah hidup-hidup, adalah karena Henokh hidup bergaul dengan Tuhan Allah Makna darah, sebagaimana penjelasan di atas adalah pendamaian, relasi manusia dengan Allah dipulihkan kembali. Dapat dipastikan bahwa alasan Henokh dapat bergaul karib dengan Allah, karena persembahan korban dengan tertumpahnya darah. Karena itu, Henokh diangkat hidup-hidup oleh Tuhan Allah.

4. Nuh dan Keluarganya (Kejadian 6:9-22; 7:24)

Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Di hadapan Allah Nuh adalah orang benar dan tidak bercela. Dan Nuh bergaul akrab dengan Allah. Status itulah yang menjadikan Nuh dan bahkan seluruh keluarganya, istri, ketiga anak dan menantunya, diselamatkan dari penghukuman Allah atas manusia yang dipenuhi dosa. Seperti Henokh, demikian juga Nuh dan keluarganya hidup bergaul dengan Allah. Dan dapat dipastikan, yang menyebabkan mereka dapat hidup karib, punya hubungan sangat erat, dengan Tuhan Allah adalah karena korban persembahan yang benar, tertumpahnya darah korban, yang dipersembahkan oleh Nuh dan keluarganya. Dan oleh karena korban, tertumpahnya darah, itulah, maka keselamatan terjadi atas Nuh dan seisi rumahnya.

5. Abraham (Kejadian 15 - 17)


Predikat terbesar yang disandang Abraham adalah bapa orang beriman, dan lewat iman itulah Abraham juga disebut sebagai bapa segala orang benar. Abraham menjadi orang benar bukan karena perbuatannya, tetapi ia benar oleh karena iman, percaya kepada janji Allah tentang Israel, keturunan Abraham sebagai bangsa pilihan yang puncaknya pada lahirnya Mesias yang dijadikan korban bagi keselamatan orang-orang pilhan Allah.
Tuhan Allah menandai perjanjian-Nya dengan Abraham melalui dua tanda yang Tuhan ajarkan untuk Abraham melakukannya dengan setia. Pertama, mezbah korban bakaran dan kedua dengan perjanjian sunat bagi anak laki-laki, yaitu dengan dikerat kulit khatannya.

Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati." Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, …(Kejadian 15:9-10). Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. (Kejadian 17:12-13). Iman Abraham dinyatakan dalam kesetiaannya terhadap dua hal di atas, yang intinya mengalirnya darah. Abraham selalu mendirikan mezbah persembahan korban di setiap tempat dimana Abraham tinggal dan sunat bagi semua laki-laki seisi rumahnya. Melalui mezbah dan sunat itulah, janji Allah tentang keselamatan melalui tertumpahnya darah, iman percaya Abraham dinyatakan, dan melalui mezbah dan sunat itu juga janji tentang Mesias yang akan datang terus diwartakan.

6. Musa dan Bangsa Israel

Musa dan segenap bangsa Israel, pada waktu mereka berada di tanah perbudakan Mesir, mempunyai banyak pengalaman mujizat ajaib dengan beberapa diantaranya berkaitan dengan kuasa darah, korban persembahan melalui darah hewan yang selalu menunjuk pada darah Kristus. Salah satu diantaranya adalah peristiwa paskah. Paskah, atau pesakh dalam bahasa Ibrani artinya melewatkan, pass over. Salah satu makna darah adalah menyelamatkan dari ancaman kematian, sebab kematian pihak lain telah menggantikannya (Keluaran 12:13,27). Darah yang dioleskan pada jenang pintu bangsa Israel memberikan tanda bahwa nyawa yang lain telah menggantikan hukuman atas rumah tersebut.


7. Kristus Yesus

Melalui puncak kehidupan pelayanan Yesus Kristus, persembahan korban dengan ditandai oleh darah, melalui peristiwa Golgota dengan sempurna telah digenapkan. Lewat tanda darah Kristus yang “dioleskan” pada setiap jenang pintu hati orang yang percaya, ancaman hukuman mati, maut, dibatalkan, oleh karena darah, nyawa Kristus telah menggantikannya.

Melalui Kristus, Imam Besar yang membawa darah-Nya sendiri masuk ke ruang kudus, menjadikan semua yang percaya, juga sampai di ruang kudus, sebab oleh iman mereka semua menjadi kudus. Layak untuk menghadap tahta hadirat Allah yang kudus.
dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (Ibrani 9:12-14). Alkitab Perjanjian Baru mencatat beberapa istilah yang menunjuk tentang kuasa dari darah Yesus bagi orang percaya, yaitu:

1. Darah Yesus adalah alat pembasuhan dosa manusia (1 Yohanes 1:7).
2. Darah Yesus adalah alat pembenaran bagi manusia berdosa di hadapan Allah (Roma 5:9).
3. Darah Yesus sebagai alat penebusan (Efesus 1:7, Roma 5:9-10).
4. Darah Yesus sebagai alat pendamaian manusia dengan Allah yang kudus (Kolose 1:20, Roma 3:25).

5. Darah Yesus merupakan jembatan yang olehnya manusia berjalan menuju Allah (Efesus 2:13).
6. Darah Yesus membersihkan hati nurani manusia yang berdosa (Ibrani 9:13).
7. Darah Yesus sebagai alat penyucian (Ibrani 13:12).
8. Adanya persekutuan antara manusia dengan Allah melalui darah Yesus (1 Korintus 10:16).
9. Darah Yesus juga disebut sebagai darah perjanjian kekal (Ibrani 13:20). Orang percaya dapat menjadi imam dan raja, itu karena darah Yesus (Wahyu 1:5, 5:9-10).
10. Darah Yesus merupakan senjata yang ampuh untuk menghancurkan iblis (Wahyu 12:11).
11. Manusia memperoleh kehidupan kekal hanya melalui darah Yesus (Yohanes 6:53-63).
12. Proses penyempurnaan hidup kekristenan kita, tidak terlepas dari darah Yesus (Ibrani 6:1-2, 7:11-19).

Tubuh dan Darah Kristus

Betapa besar dan mulianya kuasa darah Yesus yang merupakan darah perjanjian bagi manusia untuk memperdamaikan manusia dengan Allah. Karena itu Paulus, dan juga Kristus sebelum Ia disalib, mengingatkan kepada gereja Tuhan untuk memperingati korban Yesus ini melalui perjamuan kudus, dengan cara makan roti yang merupakan tubuh Kristus serta meminum anggur yang merupakan darah Kristus (I Korintus 11:23-25).

Pengajaran Paulus, juga Kristus sendiri, mengenai perjamuan kudus dimaksudkan untuk meningkatkan makna perjamuan itu dengan jalan mengkaitkannya dengan maksud penyelamatan Allah. Perjamuan kudus mengingatkan dan sekaligus memberitakan kematian Kristus bagi pendamaian melalui penebusan dan penggantian Kristus yang tidak berdosa bagi manusia yang penuh dosa. (1 Korintus 11:26). Pergunakan waktu ini dengan baik sebab keselamatan yang Allah berikan melalui korban Anak-Nya, Yesus Kristus Tuhan, itu ada batasnya yaitu mengenai suatu jumlah yang telah Allah tentukan bagi kita orang-orang yang memperoleh kasih karunia-Nya jangan sampai kita tidak masuk hitungan dari jumlah yang Allah sudah tetapkan. (Roma 11:25)

Sebagai catatan akhir yang sangat penting bagi setiap umat manusia. “Bahwa darah Yesus Kristus tersedia dan berkuasa bagi keselamatan dan pendamaian seluruh umat manusia, tetapi hanya efektif bagi mereka yang percaya kepada-Nya



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Imamat menjelaskan mengenai sarana-sarana yang diberikan Allah untuk memerangi dosa dan menolong kita untuk mengerti ajaran Perjanjian Baru tentang korban dan ganti korban yaitu dengan pencurahan darah.
Darah dalam kitab imamat mengandung makna bahwa darah sebagai tanda pendamaian antara manusia dengan Allah, darah dipakai dalam upacara ibadah pada zaman bangsa israel untuk mendamaikan, dan menyucikan manusia dari dosa yang menghalangi mereka datang kepada Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekerja yang berhasil (Pengkhotbah 11:6)

ESKATOLOGI

Hakim-Hakim 7:1-8 Kualitas Pilihan Tuhan.