Konsep Darah Dalam Kitab Imamat
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar isinya menyangkut imam-imam
bangsa Lewi, tetapi pengulangan kata-kata, "Berbicaralah kepada orang
Israel..." menunjukkan bahwa kitab itu juga diperuntukkan bagi semua
orang. Kitab itu harus dianggap sebagai bagian
dari Pentateukh, lima kitab pertama dari Alkitab. Keluaran menceritakan
bagaimana Allah membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan membuat perjanjian
dengan mereka. Imamat menerangkan bagaimana kehidupan dan penyembahan bangsa
perjanjian itu diatur. Tak ada nama penulis disebut dalam Imamat. Sebagian
besar bahan tulisan diberikan oleh Allah kepada Musa di Sinai, tetapi kita
tidak dapat mengatakan kapan atau oleh
siapa semua bahan tulisan itu pada akhirnya
disatukan dan disusun.
Imamat
terutama terdiri dari hukum-hukum dan peraturan-peraturan, tetapi terdapat
kerangka cerita dan ilustrasi yang menunjukkan bahwa semua peraturan ini cocok
dengan sejarah yang sebenarnya. Secara umum kitab itu terbagi atas dua bagian,
pasal-pasal mengenai Hari Penebusan Dosa terdapat di bagian tengah. Bagian
pertama adalah mengenai pemulihan hubungan dengan Allah—peraturan mengenai
korban dan penyucian. Bagian akhir adalah
tentang hidup sebagai umat Allah.
Sebagian
besar hukum dalam Imamat adalah mengenai upacara keagamaan, tetapi terdapat
juga hukum mengenai kebersihan dan sikap moral yang serupa dengan Sepuluh
Perintah. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara hukum-hukum yang
berbeda-beda itu; semuanya mencerminkan maksud Allah terhadap bangsa Israel dan
semuanya harus dipatuhi. Dalam Perjanjian Baru pengorbanan Kristus membawa penyucian yang menyeluruh,
oleh karena itu hukum-hukum mengenai korban dan upacara penyucian tidak lagi
berlaku. Kendati demikian, semua hukum itu sangat berguna untuk menjelaskan apa
arti kematian Kristus bagi kita.
BAB II
ISI
Konsep Darah Dalam Kitab Imamat
Pengertian
darah
(yang
mengalir). Darah ditentukan dan disediakan Allah dalam kitab suci, sebab itu
mengandung kuasa untuk mengadakan korban penenbusan, dan menjadi laknat bagi
orang itu yang menumpahkannya dengan tidak senonoh, #/TB Kej 9:4; Ima 7:26;
17:11-13. pembalasan terhadap seorang pembunuh ialah menuntut darahnya. #/TB
Bil 35:27; Ula 24:16. seorang yang menumpahkan darah dengan tak disengaja boleh
melrikan diri kesalah satu kota perlindungan yang telah tersedia. #/TB Bil
35:22-23; Ula 19:4-6
Darah
di dalam PL dianggap (seperti dalam semua agama purba) sebagai tempat adanya
hidup Kej 9:5; Im 17:11). Oleh karena
hidup adalah milik Allah, maka penggunaan darah dilarang keras 1Sam 14:31-34; Kej 9:3-4; mengenai
tata-hukumnya Im 3:17; Ul 12:23.
Dari
sudut lain dikenal adanya berbagai ritus Darah di Israel Pada saat memerciki
altar, Darah. dinyatakan sebagai milik Yahwe. Darah dipakai untuk mengadakan
perdamaian Ibr 9:22 dan mengukuhkan
ikatan->perjanjian antara Yahwe dengan umatNya Kel 24:3-8. Kedua pihak menjadi semacam
kerabat sedarah (anggota keluarga).
Adapun
darah yang dicurahkanitu berteriak
kepada Tuhan untuk menuntut balas Kej
4:10 Pembalasan oleh darah Habel.
Darah
di dalam PB. Ungkapan PL "Daging
dan D" menunjukkan hakiki manusiawi dalam kelemahan dan kedosaannya Mat 16:17;1Kor 15:50; Gal 1:16. Salah satu
theologumenon PB yang paling utama adalah darah
Kristus yang telah dicurahkan. Seperti dulu PL dikukuhkandengan ~D
binatang kurban, demikian pula kini PB
dikukuhkan dengan darah Kristus Mark
14:24 dsj; 1Kor 11:25. Darah merupakan beaya yang dipakai Kristus untuk
membebaskan orang dari dosa-dosa Ef 1:7,
beaya untuk mendamaikannya dengan Tuhan
Rom 3:25, menguduskannya Ibr 13:12 dan membenarkannya Rom 5:9.
Persekutuan dalam darah Kristus adalah suatu ungkapan tentang hubungan orang
dengan Kristus yang akrab sekali (Perjamuan malam). Di situlah pandangan PL
tentang persaudaraan oleh darah antara
Allah dengan manusia menemukan kenyataannya yang terakhir.
Yang
dimaksud darah adalah :
1.
Nyawa (kehidupan) binatang Kej 9:4; Im
17:11,14
2.
Cair Ul 12:16; 2Raj 3:22; Yoel 2:31
4.
Sama saja di dalam tubuh semua manusia Kis 17:26
Manusia dilarang dimakan makan oleh:
1
Manusia setelah air bah pada zaman Nuh Kej 9:4
2
Orang Israel yang tunduk kepada Taurat Allah
Im 3:17; 17:10,12
3
Orang Kristen pada zaman dahulu Kis 15:20,29
Penumpahan darah manusia:
1
Dilarang oleh Tuhan Kej 9:5
2
Dibenci Tuhan Ams 6:16,17
3
Mencemarkan tanah Mazm 106:38
4
Mencemarkan orang Yes 59:3
5
Sering kali dilakukan oleh orang Yahudi
Yer 22:17; Yeh 22:4
6
Selalu dihukum Kej 9:6
korban
persembahan menurut Taurat, korban adalah (persembahan).
Korban
dipersembahkan kepada Allah berdasarkan kesadaran akan keadaan orang yang
berdosa dan terhilang, dengan menaikkan permohonan untuk beroleh pengampunan dan
penebusan atas dosanya. Ima 17:4-9; Ula
12:5-18. keterangan tentang korban dilanjutkan dalam buku Ibrani. Korban-korban
orang Ibrani terdiri dari: korban bakaran, dimana segenap persembahan itu
dibakar diatas mezbah, Ima 1:1-17; 7:8;
korban dosa dan korban karena salah, yaitu korban yang khusus untuk
kesalahan-kesalahan. Ima 7:1-10. korban
syukur atau korban sukarela dipersembahkan dengan kesukaan hati, Ima 7:11-34. semua korban ini membayangkan
korban dan persembahan yang sekali telah dilakukan oleh Kristus Yesus. Persembahan kepada Allah untuk memuliakan Dia
(korban sajian dan korban minuman), untuk memelihara persekutuan dengan Dia
(korban bakaran, korban keselamatan dan korban pujian), untuk menebus dosa dan kesalahan
(korban penghapus dosa, korban penebus salah). Pada waktu pentahbisan imam ada
persembahan unjukan dan persembahan khusus. Demikianlah keadaan di Israel Im 1:1-7:38. Yesus Kristus mengorbankan
diri-Nya sekali untuk selamanya sebagai korban penebus dosa. Jemaat Kristen
dianjurkan untuk berkorban atas dasar perbuatan Yesus itu Rom 12:1, khususnya mempersembahkan korban
pujian Ibr 13:15. Suatu persembahan kepada Allah. Pada persembahan semacam itu
seluruh bagian binatang itu dibakar di atas mezbah. Pada persembahan-persembahan
yang lain, hanya beberapa bagian tertentu saja yang dibakar. Suatu kurban yang
dipersembahkan untuk memperbaiki atau memeliharahubungan baik dengan Allah.
Hanya sebagian dari binatang itu dibakar diatas mezbah, selebihnya dimakan oleh
orang-orang yang datang beribadah atau oleh para imam. Fungsi korban darah
adalah
1
Untuk pendamaian (penebusan) Kel 30:10; Im 17:11
2
Untuk penyucian Ibr 9:13,19-22
3
Bagaimana dicurahkan Kel 29:12; Im 4:7
4
Tidak dipersembahkan dengan ragi Kel
23:18; 34:25
5
Tidak dapat menghapuskan dosa Ibr 10:4
2.
Arti korban dan penebusan
Imamat
menjelaskan mengenai sarana-sarana yang diberikan Allah untuk memerangi dosa
dan menolong kita untuk mengerti ajaran Perjanjian Baru tentang korban dan
ganti korban. Ima 16, mengenai Hari Raya Penghapusan dosa, menjelaskan
pokok-pokok berikut:
Allah itu kudus dan tidak kompromi terhadap
dosa.
Dosa memisahkan manusia dari Allah.
Jika ingin bersekutu dengan Allah, dosa harus
disingkirkan.
Untuk itu darah harus tertumpah. Upah dosa
adalah maut.
Korban harian saja tidaklah cukup.
Bahkan Hari Penghapusan dosa perlu diulang
setiap tahun.
Para imam, Kemah Suci dan manusia—semuanya perlu
disucikan.
Korban dapat menghapuskan akibat dosa.
Persekutuan dengan Allah diperbarui, walaupun
hanya sementara
Hari Penghapusan dosa merupakan karunia Allah,
suatu anugerah dan bukan hak mutlak.
1.
Darah sebagai tanda pendamaian Imamat
1:1 "Tuhan memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam kemah
pertemuan” . lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran
itu ,sehingga baginya persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian
baginya. Kemudian haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan Tuhan dan
anak-anak Harun,imam-imam itu harus mempersembahkan darah lembu itu dan
menyiramkannya pada sekeliling mezbah yang di depan pintu kemah pertemuan.
kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya
menurut bagian-bagian tertent, tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah
dibasuh dengan air dan seluruhnya harus dibakar oleh imam di atas mezbah
sebagai korban bakaran,sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi
Tuhan
2. Korban penghapus dosa-->imamat 4:1-35 "Tuhan berfirman kepada Musa: Katakanlah kepada orang Israel , apabila seseorang dengan tidak sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal yang dilarang Tuhan dan ia memang melakukan salah satu daripadanya....haruslah ia mempersembahkan kepada Tuhan karena dasa yang telah diperbuatnya sesekor lembu jantan muda yang tidak bercela” Arti korban dan penebusan
Imamat
menjelaskan mengenai sarana-sarana yang diberikan Allah untuk memerangi dosa
dan menolong kita untuk mengerti ajaran Perjanjian Baru tentang korban dan
ganti korban. Ima 16, mengenai Hari Raya
Penghapusan dosa, menjelaskan pokok-pokok berikut:
o
Allah itu kudus dan tidak kompromi terhadap dosa.
o
Dosa memisahkan manusia dari Allah.
o
Jika ingin bersekutu dengan Allah, dosa harus disingkirkan.
o
Untuk itu darah harus tertumpah. Upah dosa adalah maut.
o
Korban harian saja tidaklah cukup.
o
Bahkan Hari Penghapusan dosa perlu diulang setiap tahun.
o
Para imam, Kemah Suci dan manusia—semuanya perlu disucikan.
o
Korban dapat menghapuskan akibat dosa.
o
Persekutuan dengan Allah diperbarui, walaupun hanya sementara
o
Hari Penghapusan dosa merupakan karunia Allah, suatu anugerah dan bukan hak
mutlak.
3. Sebagai korban penghapus dosa...."
Imamat 7:19-20 "Bila daging itu kena kepada sesuatu yang najis, janganlah
dimakan,tetapi haruslah dibakar habis dengan api. Tiap-tiap orang yang tahir
boleh memakan dari daging korban itu.Tetapi seseorang yang memakan daging
korban keselamatan yang untuk Tuhan,sedang ia dalam keadaan najis, haruslah
nyawa orang itu dilenyapkan dari antara bangsanya”. Imamat 7:25 "Karena setiap orang yang memakan lemak
dari hewan yang dipergunakan untuk mempersembahkan korban api-apian bagi Tuhan,nyawa
orang yang memakan lemak dari hewan yang dipergunakan untuk mempersembahkan
korban api-apian bagi Tuhan,nyawa orang yang memakan itu, haruslah dilenyapkan
dari antara bangsanya...." Kitab Imamat bagian dari Pentateukh (lima kitab
pertama dalam perjanjian lama yang ditulis oleh Musa lebih kurang tahun 1445
SM)dengan sangat mendetail dijabarkan mengenai ritual kuno bangsa Israel yaitu
tentang korban bakaran (lebih jelas sebenarnya dikalangan Kristiani sendiri
telah ada sebuah buku mengenai kemah suci yang khusus membahas mengenai korban
bakaran dan segala yang berhubungan dengan ini).
Ketika manusia
berbuat kesalahan/dosa yang melanggar perintah Tuhan, maka sebagai cara untuk
mendamaikan kembali hubungan antara manusia dengan Tuhan dipakailah suatu
ritual upacara yang disebut dengan korban bakaran.
Hal-hal yang ingin kami telaah adalah apakah perilaku demikian adalah benar-benar merupakan perintahnya Tuhan ataukah karena kebodohan kebudayaan setempat yang mengira dengan berperilaku demikian maka dosanya terampunkan
dalam buku berjudul kemah suci oleh Pendeta Jusuf B.S ,buku setebal 520 halaman.
Buku ini mencoba melogikakan bagaimana manusia yang berdosa bisa menjadi suci setelah melakukan ritual korban bakaran. Secara ringkas demikianlah logikanya: Pada dasarnya dosa itu adalah keinginan daging (bukan keinginan roh). Suatu daging jasad yang dibiarkan maka bisa membusuk,baunya tidak sedap,amis. Jikalau daging ini dibakar apalagi terdapat lemaknya maka bau dari hasil dibakar ini adalah harum , membuat siapapun yang membauinya merasa berhasrat lapar dan berintikan harum.
Hal-hal yang ingin kami telaah adalah apakah perilaku demikian adalah benar-benar merupakan perintahnya Tuhan ataukah karena kebodohan kebudayaan setempat yang mengira dengan berperilaku demikian maka dosanya terampunkan
dalam buku berjudul kemah suci oleh Pendeta Jusuf B.S ,buku setebal 520 halaman.
Buku ini mencoba melogikakan bagaimana manusia yang berdosa bisa menjadi suci setelah melakukan ritual korban bakaran. Secara ringkas demikianlah logikanya: Pada dasarnya dosa itu adalah keinginan daging (bukan keinginan roh). Suatu daging jasad yang dibiarkan maka bisa membusuk,baunya tidak sedap,amis. Jikalau daging ini dibakar apalagi terdapat lemaknya maka bau dari hasil dibakar ini adalah harum , membuat siapapun yang membauinya merasa berhasrat lapar dan berintikan harum.
Manusia yang
melakukan dosa berarti menurut keinginan hawa nafsu kedagingannya, sehingga
dengan simbolik ritual korban bakaran maka daging haruslah dibakr sehingga
hancur menjadi abu , lalu keluarlah bau harum, analogisnya adalah dengan
menghacurkan nafsu kedagingan kita menjadi abu maka sekarang kondisi kita
adalah harum dimata Tuhan,karena kita sudah tidak lagi menuruti kedagingan
(simbolik:kedagingan sudah dibakar hancur menjadi abu)sehingga pula dengan
demikian sekarang kita melakukan hal-hal yang bukan merupakan nafsu kedagingan
yang oleh karenanya sekarang hubungan kita dengan Tuhan telah diperbaiki. Logika
ini nampaknya sekilas memang benar dan dalam sekali, namun kita melihat banyak
sekali suatu pemaksaan logika yang tidak seharusnya,bahkan jika kita teliti
seluruh isi kitab Imamat malahan sekarang logika ini mengalami distorsi yang
sangat serius!. mengapa saya katakan demikian? lihatlah dalam ayat yang saya
kutib diatas, dimana ada seseorang yang memakan korban bakaran yang seharusnya
untuk dipersembahkan kepada Tuhan, maka orang tersebut haruslah dibunuh! apakah
bukan distorsi? perlu ditelaah dengan lebih serius bahwa maksud ayat ini
bukankah suatu perumpamaan melainkan suatu aturan yang harus diwujudkan
Makna darah
Korban persembahan adalah sesuatu
yang Allah karuniakan kepada manusia, yakni pemberian dari Allah bagi kebutuhan
manusia. Allah yang punya kemampuan untuk menyelamatkan manusia dan manusia
yang membutuhkan keselamatan bagi dirinya. Jadi bukan pemberian manusia kepada
Allah, sebab bagaimana mungkin, manusia yang berdosa dan tidak berdaya mampu
mempersembahkan kepada Allah yang kudus dan berkuasa?
Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. (Imamat 17:11) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (Wahyu 5:9). Dari ayat-ayat di atas, dalam Imamat 17:11 dan juga di Wahyu 5:9, dapat ditemukan dua penjelasan mengenai makna darah dan kurban persembahan. Yaitu tentang konsep pendamaian, oleh karena ada penebusan, redemption dan konsep pengganti, substitution.
Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. (Imamat 17:11) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (Wahyu 5:9). Dari ayat-ayat di atas, dalam Imamat 17:11 dan juga di Wahyu 5:9, dapat ditemukan dua penjelasan mengenai makna darah dan kurban persembahan. Yaitu tentang konsep pendamaian, oleh karena ada penebusan, redemption dan konsep pengganti, substitution.
Pertama, maksud dari darah itu ialah untuk mengadakan pendamaian. Sebab setiap kata yang diterjemahkan menjadi pendamaian adalah dimaksudkan sebagai membayar harga, suatu harga untuk penebusan. Upah dosa ialah maut. Orang yang berdosa tidak dapat menghadap Allah yang Maha Kudus. Dosa membuat orang terpisah dari Allah, dan pisah dari Allah berarti kematian. Tetapi bila harga tersebut, hukuman dan kematian, dibayar lunas melalui kematian dengan darah tercurah, maka terjadilah pendamaian, recontiliation, hubungan Allah dan manusia dipulihkan kembali. Kepada siapakah pembayaran tersebut diberikan? Darah mengadakan pendamaian dengan menyediakan harga yang cukup untuk membayar lunas hutang dosa di hadapan Allah, suatu nilai penghukuman yang tersedia dan telah dilunasi oleh penghukuman oleh yang menanggungnya, yaitu Kristus yang menanggung hukuman manusia yang berdosa.
Kedua. Bahwa darah dapat menjadi perantara pendamaian dengan nyawa. Ulangan 19:21, menyatakan tentang “nyawa ganti nyawa”, artinya nyawa sebagai pembayaran atas nyawa. Darah berarti kematian, pemusnahan kehidupan atau nyawa. Dalam persembahan korban nyawa dimusnahkan, darah yang tertumpah merupakan tanda telah diambilnya nyawa bagi pembayaran dosa-dosa orang yang bersalah dan bagi nyawanya yang telah ternoda oleh dosa. Persembahan hewan sebagai kurban menyatakan prinsip tersebut di atas dengan penggenapan sepenuhnya dalam kematian Tuhan Yesus Kristus.
Darah Dalam Lintasan Sejarah Manusia
Darah perjanjian, melalui Kristus yang akan datang, dari generasi ke generasi telah membuktikan kuasa Allah yang sangat luar biasa. Darah adalah satu-satunya jalan pendamaian antara manusia dengan Allah. Berikut adalah beberapa catatan tentang kuasa darah dalam sejarah lintasan kehidupan manusia.
1. Adam dan Hawa (Kejadian 3:15-21)
Ketika Allah menggantikan daun pohon ara yang dipakai manusia untuk menutupi ketelanjangannya dengan kulit binatang. Ketika itulah Allah memberikan pengajaran kepada manusia, bahwa ketelanjangan lambang dari dosa-dosa tidak dapat diselesaikan dengan cara dan kekuatan manusia. Usaha manusia seperti kain kotor dan tidak mungkin menutupi kekotoran dosa. Hanya persembahan korban, Kristus yang dikorbankan, dosa dapat dihapuskan, hubungan manusia dengan Allah dipulihkan.
2. Kain dan Habel (Kejadian 4:1-16)
Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah, sedangkan Habil mempesembahkan korban persembahan anak sulung kambing dombanya. Tuhan Allah menolak persembahan Kain dan menerima korban persembahan Habil. Allah menolak korban persembahan Kain oleh karena Kain mencoba mengantikan persembahan korban tanpa tertumpahnya darah. Allah menolak persembahan hasil bumi Kain, upaya-upaya dan kekuatan manusia, dan menerima persembahan korban Habel, karena ia mempersembahkan dengan korban, tertumpahnya darah, tepat seperti yang Allah ajarkan kepada Adam.
3. Henokh (Kejadian 5:21-24)
Henokh diangkat hidup-hidup oleh Allah, kembali kepada Tuhan Allah tanpa melalui proses kematian fisik. Dan yang membuat Henokh diangkat Allah hidup-hidup, adalah karena Henokh hidup bergaul dengan Tuhan Allah Makna darah, sebagaimana penjelasan di atas adalah pendamaian, relasi manusia dengan Allah dipulihkan kembali. Dapat dipastikan bahwa alasan Henokh dapat bergaul karib dengan Allah, karena persembahan korban dengan tertumpahnya darah. Karena itu, Henokh diangkat hidup-hidup oleh Tuhan Allah.
4. Nuh dan Keluarganya (Kejadian 6:9-22; 7:24)
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Di hadapan Allah Nuh adalah orang benar dan tidak bercela. Dan Nuh bergaul akrab dengan Allah. Status itulah yang menjadikan Nuh dan bahkan seluruh keluarganya, istri, ketiga anak dan menantunya, diselamatkan dari penghukuman Allah atas manusia yang dipenuhi dosa. Seperti Henokh, demikian juga Nuh dan keluarganya hidup bergaul dengan Allah. Dan dapat dipastikan, yang menyebabkan mereka dapat hidup karib, punya hubungan sangat erat, dengan Tuhan Allah adalah karena korban persembahan yang benar, tertumpahnya darah korban, yang dipersembahkan oleh Nuh dan keluarganya. Dan oleh karena korban, tertumpahnya darah, itulah, maka keselamatan terjadi atas Nuh dan seisi rumahnya.
5. Abraham (Kejadian 15 - 17)
Predikat terbesar yang disandang Abraham adalah bapa orang beriman, dan lewat iman itulah Abraham juga disebut sebagai bapa segala orang benar. Abraham menjadi orang benar bukan karena perbuatannya, tetapi ia benar oleh karena iman, percaya kepada janji Allah tentang Israel, keturunan Abraham sebagai bangsa pilihan yang puncaknya pada lahirnya Mesias yang dijadikan korban bagi keselamatan orang-orang pilhan Allah.
Tuhan Allah menandai perjanjian-Nya dengan Abraham melalui dua tanda yang Tuhan ajarkan untuk Abraham melakukannya dengan setia. Pertama, mezbah korban bakaran dan kedua dengan perjanjian sunat bagi anak laki-laki, yaitu dengan dikerat kulit khatannya.
Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati." Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, …(Kejadian 15:9-10). Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. (Kejadian 17:12-13). Iman Abraham dinyatakan dalam kesetiaannya terhadap dua hal di atas, yang intinya mengalirnya darah. Abraham selalu mendirikan mezbah persembahan korban di setiap tempat dimana Abraham tinggal dan sunat bagi semua laki-laki seisi rumahnya. Melalui mezbah dan sunat itulah, janji Allah tentang keselamatan melalui tertumpahnya darah, iman percaya Abraham dinyatakan, dan melalui mezbah dan sunat itu juga janji tentang Mesias yang akan datang terus diwartakan.
6. Musa dan Bangsa Israel
Musa dan segenap bangsa Israel, pada waktu mereka berada di tanah perbudakan Mesir, mempunyai banyak pengalaman mujizat ajaib dengan beberapa diantaranya berkaitan dengan kuasa darah, korban persembahan melalui darah hewan yang selalu menunjuk pada darah Kristus. Salah satu diantaranya adalah peristiwa paskah. Paskah, atau pesakh dalam bahasa Ibrani artinya melewatkan, pass over. Salah satu makna darah adalah menyelamatkan dari ancaman kematian, sebab kematian pihak lain telah menggantikannya (Keluaran 12:13,27). Darah yang dioleskan pada jenang pintu bangsa Israel memberikan tanda bahwa nyawa yang lain telah menggantikan hukuman atas rumah tersebut.
7. Kristus Yesus
Melalui puncak kehidupan pelayanan Yesus Kristus, persembahan korban dengan ditandai oleh darah, melalui peristiwa Golgota dengan sempurna telah digenapkan. Lewat tanda darah Kristus yang “dioleskan” pada setiap jenang pintu hati orang yang percaya, ancaman hukuman mati, maut, dibatalkan, oleh karena darah, nyawa Kristus telah menggantikannya.
Melalui Kristus, Imam Besar yang membawa darah-Nya sendiri masuk ke ruang kudus, menjadikan semua yang percaya, juga sampai di ruang kudus, sebab oleh iman mereka semua menjadi kudus. Layak untuk menghadap tahta hadirat Allah yang kudus.
dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (Ibrani 9:12-14). Alkitab Perjanjian Baru mencatat beberapa istilah yang menunjuk tentang kuasa dari darah Yesus bagi orang percaya, yaitu:
1. Darah Yesus adalah alat pembasuhan dosa manusia (1 Yohanes 1:7).
2. Darah Yesus adalah alat pembenaran bagi manusia berdosa di hadapan Allah (Roma 5:9).
3. Darah Yesus sebagai alat penebusan (Efesus 1:7, Roma 5:9-10).
4. Darah Yesus sebagai alat pendamaian manusia dengan Allah yang kudus (Kolose 1:20, Roma 3:25).
5. Darah Yesus merupakan jembatan yang olehnya manusia berjalan menuju Allah (Efesus 2:13).
6. Darah Yesus membersihkan hati nurani manusia yang berdosa (Ibrani 9:13).
7. Darah Yesus sebagai alat penyucian (Ibrani 13:12).
8. Adanya persekutuan antara manusia dengan Allah melalui darah Yesus (1 Korintus 10:16).
9. Darah Yesus juga disebut sebagai darah perjanjian kekal (Ibrani 13:20). Orang percaya dapat menjadi imam dan raja, itu karena darah Yesus (Wahyu 1:5, 5:9-10).
10. Darah Yesus merupakan senjata yang ampuh untuk menghancurkan iblis (Wahyu 12:11).
11. Manusia memperoleh kehidupan kekal hanya melalui darah Yesus (Yohanes 6:53-63).
12. Proses penyempurnaan hidup kekristenan kita, tidak terlepas dari darah Yesus (Ibrani 6:1-2, 7:11-19).
Tubuh dan Darah Kristus
Betapa besar dan mulianya kuasa darah Yesus yang merupakan darah perjanjian bagi manusia untuk memperdamaikan manusia dengan Allah. Karena itu Paulus, dan juga Kristus sebelum Ia disalib, mengingatkan kepada gereja Tuhan untuk memperingati korban Yesus ini melalui perjamuan kudus, dengan cara makan roti yang merupakan tubuh Kristus serta meminum anggur yang merupakan darah Kristus (I Korintus 11:23-25).
Pengajaran Paulus, juga Kristus sendiri, mengenai perjamuan kudus dimaksudkan untuk meningkatkan makna perjamuan itu dengan jalan mengkaitkannya dengan maksud penyelamatan Allah. Perjamuan kudus mengingatkan dan sekaligus memberitakan kematian Kristus bagi pendamaian melalui penebusan dan penggantian Kristus yang tidak berdosa bagi manusia yang penuh dosa. (1 Korintus 11:26). Pergunakan waktu ini dengan baik sebab keselamatan yang Allah berikan melalui korban Anak-Nya, Yesus Kristus Tuhan, itu ada batasnya yaitu mengenai suatu jumlah yang telah Allah tentukan bagi kita orang-orang yang memperoleh kasih karunia-Nya jangan sampai kita tidak masuk hitungan dari jumlah yang Allah sudah tetapkan. (Roma 11:25)
Sebagai catatan akhir yang sangat penting bagi setiap umat manusia. “Bahwa darah Yesus Kristus tersedia dan berkuasa bagi keselamatan dan pendamaian seluruh umat manusia, tetapi hanya efektif bagi mereka yang percaya kepada-Nya
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Imamat
menjelaskan mengenai sarana-sarana yang diberikan Allah untuk memerangi dosa
dan menolong kita untuk mengerti ajaran Perjanjian Baru tentang korban dan
ganti korban yaitu dengan pencurahan darah.
Darah dalam
kitab imamat mengandung makna bahwa darah sebagai tanda pendamaian antara
manusia dengan Allah, darah dipakai dalam upacara ibadah pada zaman bangsa
israel untuk mendamaikan, dan menyucikan manusia dari dosa yang menghalangi
mereka datang kepada Allah.
Komentar
Posting Komentar