SELA
SELA
PENDAHULUAN
Jikalau
kita memperhatikan kitab Mazmur yang berasal dari kata Ibrani: “tehillim” yang
berarti “puji-pujian”, atau juga “psalmoi” yang berarti “nyanyian yang diiringi
alat musik gesek atau petik” – maka kita akan menemukan sebuah kata pendek yang
terdapat dalam akhiran dari beberapa ayat tertentu, yaitu SELA. Kata “SELA” tersebut dijumpai dalam 39 Mazmur
yang berjumlah 71 kali, juga dalam Habakuk 3:3, 9, 13. Lalu, apa arti SELA? Dan apa kegunaan SELA dibuat dalam Mazmur?
ISI
Arti
“Sela” adalah “Sela” dijumpai dalam 39 Mazmur dan seluruhnya berjumlah 71 kali.
Di luar mazmur hanya terdapat dalam Habakuk 3:3, 9, 13. Pada beberapa Mazmur
istilah ini dijumpai pula sampai 3 kali (Mazmur 3; 32; 46; 66; 68; 77) dan
Mazmur 89 bahkan sampai 4 kali. Sela” (dalam Bahasa Indonesia), berasal dari
kata “Calah” (bahasa Ibrani artinya”mengukur”), Selah (dalam bahasa Inggris)
merupakan aba-aba untuk berhenti sejenak. Dapat pula diartikan diam dan
mendengarkan. Sebagai contoh Mazmur 3. Dicatat (3:1) Mazmur Daud, ketika ia
lari dari Absalom, anaknya. (3:2) Ya Tuhan, betapa banyaknya lawanku. Aplikasi
“Sela” Dalam Kehidupan Kita
Kata “Sela” ini menjadi semacam
rambu lalu lintas bagi kita untuk berhenti dan berefleksi. Untuk
menimbang-nimbang ayat-ayat yang baru kita baca dan melakukan dialog dengan
jiwa kita bersama Allah. Pemazmur seakan memberitahu kita, “Oke, berhentilah di
bagian ini dan coba pikirkan, renungkan & cermati!” Setiap kali bertemu
kata “Sela”, kita sedang berhadapan dengan rambu STOP& REFLEKSI.
Kata “Retreat” yang artinya “mundur” mungkin
mirip dengan makna “Sela”. Karena waktu retreat, kita berhenti sejenak dari
semua aktivitas sehari-hari, lalu membuka hati untuk direvisi. Hal ini sama
dengan kita ber”Saat Teduh” atau istilah yang sering dipakai di kalangan
Katolik “meditasi”. Yaitu waktu untuk menenangkan diri di hadapan Tuhan, untuk
mengukur dan menilai semua jalan-jalan kita dari kacamata Allah. Bisa jadi
melalui masalah yang sedang kita hadapi, Tuhan mau kita berpindah ke syair
hidup yang lain atau menaikkan tingkat kedewasaan.
Ada banyak tafsiran
yang muncul untuk menjelaskan. Sebagai contoh, ada yang menerangkan “Sela”
dalam 3 kategori :
1.
Dalam konteks Sastra, diartikan sebagai
referensi.
2.
Dalam konteks Liturgi, diartikan sebagai
bersujud.
3.
Dalam hubungannya dengan musik, seperti
dalam Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani), yang diterjemahkan
“Diapsalma” yang didefinisikan sebagai “selingan musik”.
Pertama yang harus
dipahami kitab Mazmur itu berisikan puisi dan syair dari suatu lagu. Dari
konteks ini ada beberapa tafasiran tentang “Sela” yang dapat melengkapi
pengertian kita:
(1) Perhentian untuk menaikkan nada lagu atau
suara (tanda Overtone).
(2) Perhentian untuk mengangkat mata dan
mengulangi kembali dari awal (tanda pemisah lagu).
(3)
Dalam konteks ibadah, “Sela” merupakan tanda bagi umat tuhan agar membungkuk
dan menyentuh tanah dengan dahinya (budaya ibadah orang Timur Tengah) sebagai
tanda hormat, penyembahan dan ketaatan kepada Tuhan.
Dengan
demikian kalau “Sela” merupakan tanda atau aba-aba bagi penyanyi atau pemusik,
maka sebenarnya tidak perlu dibaca, asal si pembaca tahu maksud si
penulis/pengarang. Tak heran kalau ada yang membandingkan Sela dengan Reffrain
(Reff) atau Chorus (koor) dalam suatu lagu. Sela memang tidak mempengaruhi isi
naskah, tetapi menentukan sikap dalam membacanya. Walaupun demikian, karena
arti “Sela” dalam kamus Alkitab adalah pause atau istirahat, maka ada baiknya
kita berhenti sejenak membacanya. Hal ini mirip seperti koma pada tanda baca.
Fungsi “Sela”Lebih dari sekedar tanda dalam
menyanyi, “Sela” mempunyai arti yang dalam dan luas bukan hanya untuk keperluan
menyanyi atau bermusik pada waktu itu, tetapi juga untuk menjalani irama hidup
ini pada zaman sekarang.Rata-rata manusia pada tahapan tertentu selalu terlibat
secara emosional dibandingkan dengan rasio, padahal antara stimulant dan respon
selalu terdapat ruang, ruang untuk berpikir jernih dan merenungkan segala
sesuatunya. Dalam hal ini kita bisa mencoba belajar dari Mazmur Daud, dalam
hubungannya dengan istilah “Sela”.
Tujuan STOP & REFLEKSI adalah untuk kita
dapat melakukan dialog batin dengan Tuhan dan diri sendiri. Dalam ritme
kehidupan yang begitu cepat dan semakin rumit hari ini, kita perlu menginjak
rem kehidupan, dan stop! Lalu berkaca diri dengan Firman Allah, dan menilai
adakah ruangan-ruangan dalam hati kita yang perlu ditata ulang. Kita harus
sering ber-Sela dalam kehidupan ini. Allah ingin kita berdiam diri di
hadapanNya, memberi waktu dan ruang bagi Dia untuk berbicara dengan leluasa
pada kita, dan menata ulang perspektif hidup dengan mengakui bahwa Dia adalah
Penulis hidup yang hebat. “Banyak orang
yang bangkit menyerang aku; (3:3) Banyak orang yang berkata tentang aku :
“Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” Sela. (3:4) Tetapi Engkau,
Tuhan, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang
mengangkat kepalaku.
Perhatikan
di ayat 1-3 terlihat Daud seperti “mengeluh” alias “mengoceh” p;ada Tuhan,
namun setelah kata “Sela”, kata-kata Daud langsung berubah menjadi kata-kata
positif dan menunjukkan kepercayaan kepada Allah. Dari sini kita melihat bahwa
“Sela” (baca: berdiam diri di hadapan Tuhan) memiliki peranan penting dalam
mengubah cara Daud dalam berpikir dan bersikap tentang masalahnya. Berdiam
dirilah, ambil nafas panjang dan tenangkan diri, setelah itu baru BERSUARA,
itulah yang sebaiknya kita lakukan dalam menyelesaikan lirik kehidupan.
KESIMPULAN
Seperti
yang telah disebutkan bahwa kitab Mazmur merupakan sebuah kumpulan puji-pujian
yang ditulis oleh 7 pengubah, beberapa diantaranya Daud (73 Mazmur), Asaf (12
Mazmur), dan sebagainya. Dalam berbagai
situasi Pemazmur menulis nyanyian itu dengan tujuan yang berbeda-beda
pula. Musik memainkan peranan penting dalam
ibadah Israel (1Taw. 15:16-22; Mzm. 149:1-150:6); mazmur-mazmur menjadi
nyanyian pujian Israel. Tentulah jikalau Mazmur merupakan nyanyian dalam suatu
situasi, maka dalam pelantunannya terdapat waktu untuk menarik nafas sebelum
lirik selanjutnya dinyanyikan.
Sama halnya dengan SELA
dalam kitab Mazmur yang merupakan sebuah puisi dan syair dari suatu lagu memiliki
arti:
(1) berhenti untuk overtone (menaikan nada
sebuah lagu).
(2) berhenti untuk
mengulang dari awal.
(3) sebagai tanda bagi umat TUHAN agar
membungkuk dan menyentuh tanah dengan dahi sebagai tanda hormat kepada Tuhan.
Sebenarnya, SELA sendiri memiliki banyak pengertian,
namun secara umum SELA yang dalam kitab Mazmur tidak perlu dibaca diartikan
“berhenti sejenak”. Menarik untuk
dipelajari, SELA dalam pengertian tersebut.
Mazmur membuat SELA dalam artian:
1. STOP DAN REFLEKSI untuk setiap ayat
sebelum kata SELA.
2. RETREAT, maksudnya ialah berhenti sejenak
lalu membuka hati untuk direfresh dari setiap dinamika kehidupan. Waktu untuk menenangkan diri di hadapan TUHAN
untuk merenungkan atau menilai jalan-jalan TUHAN bagi kehidupan kita.
Komentar
Posting Komentar